Keretapi Malam – Melayu Cerita Lucah

Posted on

Tudung Nakal | Koleksi Gambar Lucah Dan Video Blue – Keretapi Malam – Melayu Cerita Lucah ,Cerita Lucah ,Gambar Bogel, Awek Melayu Bogel, Gambar lucah, Video Lucah, Klip Lucah, 3gp Lucah, Buku Lucah, Novel Lucah, Awek Cun Comel, Selfie Bogel, Makcik Minah Tudung, Skodeng.Tudung Nakal Video Lucah,Video Sex,Melayu Sex,Video Bokep, Klip Lucah,Gambar Bogel,Pict Lucah, Melayu Bogel, Kisah Lucah.

 Nama saya Maimunah, saya sering dipanggil Munah atau Monah. Almarhum
suami saya adalah seorang Kapten kapal suatu syarikat perkapalan swasta.
Umur saya sekarang 36 tahun, dengan dua orang anak yang sudah berumah
tangga. Meskipun umur hampir setengah abad, kata orang saya masih cantik
dan seksi. Sudah banyak kali saya naik kereta api malam begini berulang
alik dari Johor Bharu hingga ke Kelantan (senandung malam) atas urusan
kekeluargaan, baru malam ini hati saya berdebar-debar. Ada yang saya
takuti? Sama sekali tidak. Jantung saya berdebar-debar karana penumpang
di samping saya yang sejak tadi merebahkan kepalanya di atas bahuku.
Penumpang itu, seorang laki-laki yang memperkenalkan dirinya sebagai Wan
semasa kami bersembang masa mula-mula naik keretapi tadi. Dia berumur
kurang lebih 20 tahun lebih muda dari saya, dengan tubuh yang tegap dan
kulitnya yang bersih. Meskipun sebagian besar penumpang keretapi tanah
melayu ini sudah terlena, mata saya bahkan tidak mau terpejamkan.
Padahal waktu itu sudah menunjukkan angka satu pagi. Tidak ada lagi
suara orang bercakap-cakap atau bergurau. Semua sudah larut dalam
mimpinya sendiri.

Jantungku tambah berdebar ketika dari balik
selimutnya, pemuda tadi menyentuh dada saya yang juga tertutup selimut
dek baju sejuk yang saya pakai. Ketika jari-jari tangan kanannya mula
meraba-raba payudara saya, rasanya saya mau berteriak kuat-kuat ingin
memberontak karana kehormatan saya sebagai janda seorang Kapten kapal
sedang dinodai. Tetapi saya malu. Nanti satu gerabak akan terbangun
semua. Terpaksa saya biarkan saja. Rabaannya makin lama makin aktif.
Mula-mula dibelai lembut seluruh permukaan buah dada saya, lalu
diramasnya pelan-pelan. Kadang, buah dada saya ditekan-tekan, lalu
diramas-ramas lagi. 

Demikian berganti-ganti payudara kanan dan
kiri. Setelah meraba, menekan dan meramas-ramas, putingnya
digentel-gentel di antara jari telunjuk dan ibu jarinya. Mula-mula
terasa geli, tetapi lama kelamaan terasa nikmat. Payudara saya memang
besar, seperti juga punggung saya. Meskipun payudara saya itu tidak lagi
tegak seperti waktu muda, tetapi isinya masih padat. 

Perasaan
apa ini? Mungkin perasaan nikmat yang tidak pernah saya rasakan lagi
setelah 10 tahun ditinggal suamiku karana dia telah meninggal. Sejak
itu, buah dadaku tidak ada yang meraba, demikian juga vaginaku tidak ada
lagi yang “mengisi”. Tetapi malam ini, kurasakan kembali kenikmatan
itu. Apalagi tangan kiri Wan, juga mulai meraba punggung kiriku. 

Tidak
itu saja. Tangan pemuda itu juga mulai turun, mengelus-ngelus perutku.
Lalu ke bawah lagi, tangan itu menggelitik vaginaku. Mula-mula bibir
vaginaku diusap-usap dengan keempat jarinya, sambil ibu jarinya
menekan-nekan klitorisku. Rasanya semakin nikmat. Kini saya tidak lagi
berniat untuk berteriak. Saya menikmati perangsangan pada vaginaku.
Belum lagi sesekali jari telunjuknya dimasukkan ke liang vagina.
Pelan-pelan jari itu diputar mengelilingi seluruh dinding vagina, sambil
dimasukkan ke dalam bibir vagina . Berahiku semakin bangun setelah
sekian lama saya tidak merasakan berahi yang memang sudah saya
tunggu-tunggu. Cairan vagina mulai merembes dari dalam vagina. Saya
rasakan debar jantung saya semakin kuat, nafasku sedikit tersengal.
Tetapi di tengah gejolak berahiku tersebut, pemuda tadi berbisik, “Kita
sambung dalam toilet. Saya tunggu!” 

Entah setan betina mana yang
telah merasuki tubuhku. Yang jelas, bagaikan kerbau dicocok hidungnya,
beberapa minit kemudian, saya menyusul pemuda tadi. Sampai di depan
tandas, pintunya sudah dibuka oleh Wan. Saya kemudian masuk. “Ohh
cantiknya kakak ni rupanya tadi saya pandang sipi-sipi saja,” Tersentak
juga saya mendengar ucapan pemuda tadi (Cantikkah saya?), tentu. Mana
ada janda seorang Kapten kapal yang tidak cantik. Kalaupun ada,
jumlahnya tidak banyak. Seberapa cantikkah? Tidak perlu susah-susah
membayangkan. Kata orang, saya mirip artis film hot Eva Arnaz,namun
belum sempat saya menyambut ucapan pemuda , leherku sudah dipeluk dengan
kedua tangannya. 

Bibirnya segera menerkam dan melumat bibir
saya. Ditekannya kuat-kuat, sampai hidung saya tertindih hidungnya.
Kerana jadi sulit dan sesak untuk bernafas, tanganku menolak dadanya.
Tetapi pemuda itu bukannya mundur, serangannya semakin menggebu, hanya
sekarang ke wilayah leher, bawah telinga, serta daerah dagu. Itu semua
adalah daerah yang sensitif bagi wanita. 

Mungkin parfum lembut
yang saya pakai ikut juga merangsang nafsu birahi pemuda itu, terlihat
dari gerakannya yang seperti harimau kelaparan yang ingin cepat-cepat
merobek dan memamah mangsanya. Saya sendiri sangat terangsang dengan bau
parfum rambut dan body-lotion yang dipakainya. Dan gelegak berahiku itu
cukup dipuasi dengan amukan nafsu berahi serangan total darinya. 

Kedua
tangannya seolah memegang kemudi iaitu buah dada saya. Meramas,
menggoyang-goyang, memutar-memutar dan macam-macam lagi diperlakukan
terhadap buah dada saya, semuanya memberikan kenikmatan yang luar biasa.
Dengan menempelkan penisnya ke vagina saya, saya seolah diajak terbang
memasuki alam maya syurga kenikmatan yang sudah lama tidak saya rasakan.
Pegangannya ke payudaraku kadang dipindahkan ke kemaluan saya,
digosok-gosok, ditarik-tarik klitorisnya. 

Kemudian pindah lagi,
sekarang kedua telapak tangannya mencubit dan meramas geram punggungkuku
kerena terasa sakit, dengan manja saya membisikkan, “Sakit …” “habis
saya geram kat punggung akak ni…” jawabnya sambil meramas lagi.
“Aduhh… dik… jangan… sakit… sakit … adik nakal…” desahku
Lama-lama saya tidak kuat lagi bergumol sambil berdiri seperti ini.

Denyut
jantungku makin meningkat, mengalirkan aliran elektrik keberahian di
sekujur tubuhku. Ditambah lagi dengan sentuhan benda bulat, padat dan
hangat yang sejak tadi berada di antara kedua pahaku. “Adik… akak
sudah tak tahan dik…… masukkan sekarang dik…” “He ehh.. iya…
iya… sayang…” katanya tergagap-gagap.

Saya didudukkan di atas
wastafel, setengah duduk setengah berdiri. Dan benda nikmat itu
pelan-pelan dimasukkan ke liang vagina saya. “Bleeessss..,” bunyi batang
kejantanannya memasuki liang nikmatku. “Aduh… nikmatnya…” teriakku
dalam hati. Setelah masuk, penis itu tetap diam, tidak ditarik keluar.
Ini merangsang dinding bagian dalam vaginaku yang langsung mulai
mengemut-ngemut benda hangat tadi. Saya rasakan vaginaku seperti
berdenyut.. Oh… alangkah nikmatnya. Kini dengusan nafasku yang makin
cepat dan tidak teratur. 

Ibarat seorang musafir yang sudah
berhari-hari kehausan di tengah padang pasir, itulah rasa nikmat yang
saya dapatkan rasakan. Sudah 10 tahun tidak diberi “makan”. Kenikmatan
ini terulang lagi manakala sambil mencium pipi dan belakang telingaku,
batang kemaluan pemuda itu dimasuk-tarikkan ke liang vagina saya yang
merekah. Entah berapa kali vagina saya klimaks secara berulang dalam
jarak yang demikian pendek. Mungkin lima kali atau lebih saya merasakan
klimaks. 

“Hebat benar lawan mainku saat ini.” kata saya dalam
hati kerana merasakan nikmat tiada tara bandingan. Kini badan saya mulai
lemas. Keringat panas keluar dari tubuh saya bercampur dengan keringat
pemuda itu yang benar-benar menaikkan berahi kami. “Saya tembakkan
sekarang ya… yang.. sayang…?” bisiknya lembut. “He… ehh.. saya
sudah terangsang …” Kini batang kejantanan pemuda itu mulai “laju-laju
Masuk-keluar dan terus masuk-keluar. Mula-mula pelan kemudian makin
lama makin cepat. Vaginaku terasa seperti di”charge” 

“Terus…
terus… masuk-keluar… masuk-keluar… in-out… in-out… terus…”
pintaku dalam hati kerana membawa perasaan yang luar biasa. Saya tidak
boleh membayangkan wajah saya. Saya juga tidak dapat membayangkan rambut
saya yang sudah diacak-acak jari pemuda itu saat menggomoli saya.. Bila
saja saat ini saya terbaring di tempat tidur, saya pasti akan bergolek
menggeliat-geliat seperti cacing menari di saat kepanasan. 

Tiba-tiba,
“Dukk..!” batang kejantanan milik pemuda itu berhenti bergerak, masuk
sangat dalam ke liang wanitaku. rupanya dia mengalami ejakulasi. Air
mani pemuda itu memancut ke dalam liang vagina saya. Rasanya saya
seperti karam. Saya lihat pemuda itu menikmati sekali puncak kepuasan
itu, demikian juga saya. Nafas kami mulai mengendur. Rasanya seperti
baru saja megikuti lumba lari . Kami berdua mandi keringat. Keringat
berahi. Keringat kenikmatan di atas sebuah gerabak kereta api senandung
malam yang sedang berjalan.

Leave a Reply